Ilusi-ilusi pada Sejuta Milyar Lembar Daun Lontar

Tribee
0

 

Mas An (Damtoz Andreas) lebih setia pada kebebasan yang ia perjuangkan. Warna ungu puisi-puisinya seperti menjadi branding bagi dirinya. Tak ada puisi yang celelekan, apalagi penuh pisuhan. Ia tak mengajak merenung, hanya menyajikannya. Selebihnya ia lepas liarkan suguhannya itu. Mau dimakan, dibuang, dimuntahkan, atau bahkan untuk pakan ternak sekalipun Mas An sepertinya tak peduli. Antologi puisi ini menjadi bervariasi. Penting bagi sampeyan untuk membacanya bukan sebagai puisi teks, puisi artikulasi. Namun perlu dibaca sebagai pesan dari langit dengan bekal perangkat puitik masing-masing pembacanya sebagai antena penerima  (Edhie Prayitno Ige)


Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)